Total Tayangan Halaman

26.12.10

surat untuk surga

pelajaran mengarang melahirkan banyak tulisan,lihat, akhirnya aku tergerak menulis surat untuk surga.
kata orang surga itu indah,-entah benarnya,-yang kutau surga itu tempat kembaliku,,, Amin...
ayahku di surga... aku rindu... kapan kamu ---aku--- pulang????
jugakah surga merinduku????

22.12.10

Surat dari Rantau

untuk: Gelaran "BERCAHAYA"

Lama tak menjumpaimu berat rasanya hanya menulis surat. Begini, telah ku katakan padamu, dulu, Aku pergi untukmu... merangkai mimpi lewati waktu... semua itu jalan kita... akan ku jaga ku bina selamanya.. <,-Seandainya>. Gelaran, aku berjanji padamu tuk kembali dari perjalanan penjemputan ilmu. Pasti kembali, saat waktu telah tepat dan karungku penuh dengan hasil kerja kerasku. Tunggu,,,
Tapi buatku, selama mampu dipercepat kan ku penuhi segera. Kau ingat,, airmata kehilangan satu narasumber tentangmu,, (oh, sungguh payah aku mencari informan tentang kamu,- karena aku tak mau sembarangan), lalu ku juangkan waktu liburan untuk menghabiskan skripsi Mbak Dita, materi : proposal pengajuan tempat wisata. Alhamdulillah, diterima. Kita sejenak menikmati kemenangan (sementara). Lagi-lagi, cuma ilusi. Nyatanya cat warna pemugaran Monumen Jendral Sudirman dari kantong Pak RT. Dicat sendiri, berusaha sendiri dan tak dihargai. Suatu sore beliau bercerita padaku, paginya penuh coret oknum tak jelas. Mengapa tak kau rajam saja mereka??

Beralih ke bawah, ku ingat jernihnya Banyumoto. Sungguh, kusimpan banyak cerita dalam tiap alirannya. Juga penampang Gua terusan Gua Pindul elok menawan. Padamu ku ucap janji, SEKALI LAGI ku pasti kembali : Lebih sekedar dari hanya menjagamu, dan sekarang tetap berusaha mencari, menjemput, dan mengumumkan pada semuanya bahwa engkau masih butuh pijar api untuk CAHAYAmu. Tenang kasih, Akan hijau setelah merah... akan ada bunga setelah tumbangnya keganasan.. akan ada payung kecil yang selalu berusaha memberi naungan. Bumi akan tetap bulat sebagai wujud kesetiaan kepada generasi yang lahir, generasi yang akan memayungi bumi itu sendiri (,-Rizal Mantovani).

Maka selalu ku tenangkan kau dalam lelahku. Benar, biar aku saja keliling luasan bumi menjemput pangeranmu. Kau istirahat saja dan persiapkan sambutan terhebat untuk mereka. Esok hari, ketika Gua Glatik sudah bebas didatangi, ehmmm, tak ku bayangkan betapa banyak manusia menjamahmu. Dan sekali-sekali TAK KAN PERNAH KUBIARKAN sampah berserakan di antara megahmu. karena aku mencintaimu...

Lihat, suratku sudah banyak, padahal ku hanya mengingatkan ku & mu tentang janji. Pernah kuucap dulu di bukit bintang (;-ndhuwur omahe Kelvin) : untukmu, tempat pertama darahku mengucur, untukmu pula darah dari Penciptamu ku darmabhaktikan.

Selamat hari ibu,,, mohon kau sampaikan kepada ibuku, entah yang mana ku juga tak sepenuhnya mengerti, baru ku tau, kamulah ibu sebenarnya,  mengajarkan kekuatan, melatih perjuangan, mendidik ketulusan, hingga kau tuliskan rasacinta di antara desah dedaun dan kericik sungai tempat ikan berseliweran..

Terakhir ku minta satu lagi... ingat kembali pengirim surat ini...
AKU BUKAN PENGKHIANAT. PASTI AKU PULANG. ATAU SEKEDAR MENGIRIM PIJAR LILIN AGAR KAU TETAP BERCAHAYA 
dari surga.

Beginilah kalo ku rindu, banyak kata tak penting tersisip dalam surat..


*kupastikan tak perlu lama kau menunggu

Salam Budaya dari Rantau

_at

15.12.10

surat untuk Tuan Lambung

Entah sadar atau sekedar garis tangan aku diciptakan sebagai calon Geofisikawati. aku menerima, memang inilah jalanku. berjumpa beragam proses kedewasaan dari banyak teman, aku temukan pengganti pendekar. Tuan, bolehlah kau habisi pendengaranmu, lalu bacalah suratku. ini bukan lagi surat cinta atau pesan cerpen serupa amanat petrologi-akhir. aku cuma tak sabar tak kuasa menunggu balasan,
TERIMA atau KAU tangguhkan aku dalam kisahmu
;(penantian semu). 
benar, ku akui sering ku sakiti beberapa bagian tubuhmu, ku sayat karena tugas, kucabik dengan isi pikiran melambung mencari awan'. ku sesali... hingga kau berbisik tak kuat lagi.
kau mengajakku berputar semalaman mencari celah kesehatan, aku bangkit sambil terhuyung mencuri pandang mataharipagi. tak peduli pukul berapa aku harus di hadapan dosen, masih saja kau mencuri saat aku harus berangkat,-diare.
 bukan salahmu, Tuan.. ini sepenuhnya kesalahanku. aku tak mampu penuhi pintamu yang cuma...
(izinkan aku rehat

maaf,, bila aku menyakitimu lagi...

Esok hari tepat tujuhbelas bulan terakhir, kuambil lagi sehatku di dekat Code,-yang kata orang tempatwisatabencana & akumembencinya. tak taukah mereka(:para penonton itu) seberapa besar rasasakit mereka(:yang ditontonitu)...

... entah yang ku terima aku tak peduli... aku tak peduli... aku tak peduli...

Sebentar,,,  mari kembali pada pertanyaan awal,,
SudAhkah kau punya jawaban atas lamaranku, Tuan?
atau kau segan, sedang Khadijah saja tak merasa takut melamar Nabi-sang Pujaan??
lalu, apa ku keliru mendekatkan padamu, wahai Tuan..

baiklah, ku tunggu sejenak.. 

<beberapa hari lagi hati kan bertanya lagi,, haraphati, sudah ada jawaban atas pertanyaan.. biar tak salah lagi ku memanggilmu; kekasih... oh kekasih.... lagu untukmu oh kekasih....>

 

12.12.10

pekerjaan terakhir pekan ini

Lebih-lebih pekan sebelum minggu tenang, akhirnya merasakan Tuan Lambung mulai mencari celah untuk bertanya, "Mana tanda sayang??",, dan aku belum mampu menjawab.. hari yang indah,,, setelah kuantar siPhoe-Ungu ke rumah sakit depan rumah lalu terbang ke MILAN bertemu pak Sutopo dan A.Le-aljabar Linear Elementer-nya. rehat sebentar ku berputar ke gedung sebelah utara. bersama beberapa kawan bermain di dunia maya bersama...... PETROLOGI.... entah cuma aku atau ada yang lain yang merasa tak mengerti apa itu arti keotik, keostik, chaostic, chaotic... dan.... uhuuuhuhuhhuhu... ALLAHUAKBAR... ALLAHUAKBAR... adzan men-shutdown siAman,-panggilan ku pada AMANAH BAPAK. 
melaju pada Termo,, kelompok 3... dan mereka menerangkan hotspot-mantel-termodinamika-dan aku terdiam, sambil sesekali melihat kertas orange masih kosong. 
setengah jam cukup, berlanjut pada Teknik Geologi. dengan mereka pula terbang ke landasan Rabu-Jum'at. mengambil tugas, sedikit berdebat "transportasi,-distribusi" tugas,,,, dan Leo,, ditugaskan mengatasi segalanya..
terima kasih...
terakhir kudatangi tempat praktikum Elektonika Geofisika,,, mengambil data dari.... percobaan teman,,, lalu mampir sejenak di tempatbaca Geofisika,, dan mendekam di antara riuh peserta rapat STATISTIKA... huih.. bukan itu yang ingin kukatakan.. tapi setelah itu,, maaf kawan... ku sampaikan aku tak bisa berjumpa untuk membahas metode2 yang kita janjikan, maaf perikecilku, pada harilahirmu aku tak mampu berkatalangsung "SELAMAT HARI LAHIR", pada Bapak, mohonkan anakmu untuk tetap tinggal di pondokan, sampai mampu kuberikan medalikebahagiaan untuk senyummanis kerinduan... hatihati di surga,,,,
selalu kuingat katamu : "Ikatlah ilmu di hadapanmu, sebagaimana engkau mengikatku pada hatimu"

bersama "Phoe-ungu"

baru kemarin aku tahu, meditasi terbagi jadi dua, duduk dan gerak. biasa mungkin kedengarannya meditasi duduk, kaki dilipat tanpa menumpuk, dada tegak, terpejam, BUKAN mengosongkan pikiran melainkan fokus pada satu hal. mencari ketenangan.
meditasi gerak ternyata ku sadar,,,, Cukup dengan SHOLAT. Ya ALLOH terima kasih telah menganugerahi aku keimanan hakiki,, dan kuatkan aku atas kelemahan hati, sehatkan aku ketika aku merasa kesakitan akibat lemah iman, dan izinkan aku berbuat apa-apa yang orang-orang sholeh perbuat, untuk menuju KeridhoanMU.. Amin..
yap. gerakan sholat lembut, tuma'ninah dan merupakan ibadah yang tertulis di kitab suci. bersumber dari Sang Pencipta. hehehhe... sebenarnya tak ada niat untuk kultum kali ini.
ini yang ingin ku sampaikan.
surat untuk siPhoe..
ingin memohon maaf di hadapanmu, tapi rasa bibir mencibir keinginan,, entah bagaimana kau mengaduh rasa lelah hingga kau meminta ku menemani hujan sore itu.
padamu, ku ceritakan segala tentang apa-apa yang harus kau tau, lalu kau diam, -tanda tak mengerti,mungkin...
atau??
aku tak ingin memaksamu menjadi eDhA.. dia terlalu sempurna.. sangat sempurna, karena tak pernah berkhianat, tak sekalipun berdusta, apalagi memintaku menjadi seperti mereka. baru ku sadar, bolehlah eDhA segera mengakhiri sandiwara, toh, engkau mau mengantarku kemanapun aku mau. sebelum matahari bangkit ataukah malam tenggelam antara gemintang kota. engkau tak peduli...
agaknya ia mengejawantah menjadi kamu,,, benarkah??
surat kerinduan telah kusampaikan kemarin sore, juga kuselipkan cerita tentang surat lamaran kepada Tuan Lambung yang tak jua membalas permohonan,-hingga aku membungkuk lagi. lalu kita membahas segerombol hujan yang takut turun sendirian,-sepertiku, masih belum berani menjadi yang kau mau...
begitu kisahku... padamu Phoe... terima kasihku... nanti siang ku jemputkau di rumah sakit depan rumah,- lalu kita berlari lagi menembus awan di selatan, utara, barat, sampai tenggara...
maafkan aku terlalu men-zalim-i mu.. aku hanya mau dunia tau,,, kita bisa bila bersama